Selasa, 26 November 2013

Materi Sosiologi Kelas X SMA

1. CIRI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU 
  1) Empiris, berarti berdasarkan fakta hasil pengamatan dan masuk akal. Serta tidak meduga – duga (spekulatif). 
  2) Teoritis, berarti selalau berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi, hasil tersebut merupakan kumpulan kesimpulan yang masuk akal. Dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat. 
  3) Komultif, berarti teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada, namun teori tersebut diperbaiki, di perluas, serta di perkuat. 
  4) Nonetis, berarti sosiologi bukan mempermasalahkan baik buruknya suatu fakta, namun lebih bertujuan untuk menganalisis suatu fakta. 

2. HAKEKAT SOSIOLOGI 
  1) Sosiologi adalah ilmu.
  2) Sosiologi bukan termasuk disiplin ilmu normatis, namun sosiologi termasuk ilmu kategoris. Yang membatasi pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. 
  3) Sosiologi bukan merupakan ilmu terapan, namun sosiologi merupakan ilmu murni. 
  4) Sosiologi bukanlah ilmu konkret, namun ilmu pengetahuan abstrak. Sosiologi memperhatikan bentuk pola peristiwa-peristiwa masyarakat. 
  5) Tujuan sosiologi adalah menghasilkan pengertian dan pola umum, dan mencari prinsip hokum umum dari interaksi antar manusia, sifat, hakekat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat. 
  6) Sosiologi menggunakan metode empiris dan rasional. 
  7) Sosiologi adalah ilmu pengetahuan umum. 
3. TOKOH – TOKOH SISOLOGI : 
   a) AUGUSTE COMTE 
   I. Tahap Theologis Pada masa ini, manusia lebih sering menanyakan pertanyaan yang sulit dipecahkan. Manusia mencacri-cari kekuatan alam semesta, dalam hal ini benda angkasa yag dianggap memiliki kekuatan atas segalanya. 
   II. Tahap Metafisik Pada masa ini jawaban dari pertanyaan yang sama di cari. Dan jawabanya pada hal-hal abstrak yang diumpamakan sebagai hakekat dan keberadaan. 
   III. Tahap Positif Pada masa ini dengan mempertanyakan kaitan statis serta dinamis dari gejala yang muncul, manusia mulai menemukan jawaban yang tidak bersifat mutlak. 
  b) EMILE DURKHEIM 
    I. Solidaritas Mekanis Solidaritas mekanis adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat sederhana, dan di ikat oleh kesadaran kolektif. Serta belum mengenal pembagian kerja dalam masyarakat. ( pedesaan)   
   II. Solidaritas Organis Solidaritas organis adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat yang sudah kompleks dan mengenal pembagian kerja teratur. Sehingga terjalin hubungan saling ketergantungan antar anggota masyarakat. 
  c) KARL MARK 
    I. Kaum Borjuis Kaum borjuis adalah suatu kelompok yang terdiri dari kalangan penguasa modal dan alat produksi. 
    II. Kaum Proletar Kaum proletar adalah suatu kelompok yang terdiri dari kalangan yang tidak memiliki modal dan alat produksi. Sehingga kelompok ini mudah dieksploitasi untuk kepentingan kelompok kapitalis. 
  d) HERBERT SPENCER 
    I. Sistem Penopang System penopang yaitu sebuah system yang berfungsi mencukupi kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia. 
   II. Sistem Pengatur System ini berfungsi untuk mengatur hubungan antar anggotanya dan memelihara hubungan dengan masyarakat lainya. 
   III. Sistem Pembagi System ini berfungsi mengangkut system dari satu system ke system lainya. 

• Masyarakat Primitif Masyarakat primitive adalah masyarakat yang belum mengenal diferensiasi dan spesialisasi fungsional. Masih sedikitnya pembagian kerja. Kekuasaan belum terlihat jelas. Masih sangat tergantung pada lingkungan. Kerjasama didukung oleh hubungan kekeluargaan dan terjadi secara spontan. 
• Masyarakat Militan Masyarakat Militan adalah masyarakat yang sudah mulai mengenal keberagaman karena bertambahnya jumlah pendduk atau karena penaklukan. Tugas yang di khususkan di lakukan dengan paksaan. Cara ini memerlukan system yang dapat mengatur dirinya sendiri. Kerjasama tidak dilakukan secara suka rela, namun hal ini di jamin kelangsunganya oleh seorang pemimpin dan oleh Negara secara nasional. Negara tidak hanya mengendalikan produksi dan distribusi, namun juga pada bidang-bidang kehidupanpribadi. 
 • Masyarakat Industri Masyarakat ini memiliki cirri yaitu suatu kompleksitas yang sangat tinggi, dan hal ini tidak dikendalikan oleh Negara. Sebagai gantinya, masyarakat mengatur dirinya sendiri, seperti hak menentukan dirinya sendiri, kerjasama sukarela, dan keseimbangan kepentingan. Hal ini berdampak pada individualisasi yang di tandai berkurangnya campur tangan manusia.

Tidak ada komentar: