sumber : http://www.belgiumtheplaceto.be |
Edith Lousia Cavell adalah salah satu tokoh keperawatan yang
terkenal di dunia. Edith Lousia Cavell lahir di Swardeston, Norfolk, Inggris, 4
Desember 1865. Ketertarikan Edith pada dunia keperawatan berawal saat ayahnya
sakit selama satu tahun, dan Edith lah yang merawatnya. Edith memulai karir nya
sebagai perawat pada usia 20 tahun. Edith Lousia Cavell Edith Lousia Cavell pernah
menggoreskan kisah heroiknya yang berlatar belakang Perang Dunia I. Dari
situlah nama Edith Lousia Cavell dikenal di dunia internasional.
Perjalanan Edith sebagai perawa di mulai saat dia masuk ke
sekolah keperawatan di London
Hospital Nurses’ Training School. Edith pun lulus dengen nilai baik dan
memuaskan. Kemudian dia mulai bekerja di St.Pancras Infirmary sebagai
supervisor malam. Setelah tiga tahun bekerja, kemudian dia pindah menjadi
assisten ibu asrama di Shoreditch Infirmary.
Pendidikan Edith Lousia Cavell berlanjut ke Brussel, Belgia.
Seorang dokter bedah dari Belgia, Antonie Depage, mendirikan sebuah sekolah
keperawatan. Pendirian sekolah ini terinspirasi oleh salah satu tokoh
keperawatan modern yaitu Florence Nightingale. Sekolah perawat ini diberi nama
Berkendael Medical Institute. Untuk melancarkan rencana pendirian sekolah
keperawatan ini, dokter Antonie Depage mulai mencari lulusanperawat asal
Inggris. Kemudian Edith di rekomendasikan oleh salah satu anak keluarga
Francois. Kemudian Edith diterima dan mulai bekerja pada 1 Oktober 1907. Berkat
sifat Edith yang baik, disiplin, dan penyayang dalam merawat pasien, dokter Depage
pun mengangkat Edith untuk menjadi direktur pertama di sekolah keperawatan
tersebut.
Cerita heroiknya dimulai saat Perang Dunia I pecah pada
Agustus 1914. Saat itu Edith sedang berlibur bersama keluarganya di Norwich,
Inggris. Edith yang meendengar berita ini pun langsung berkeinginan untuk
kembali ke Brussel, Belgia. Dia sadar bahwa rumah sakit nya akan menjadi pusat
palang merah. Sebenarnya saat itu ibunya
melarangnya untuk pergi, tapi ternyata panggulan hati Edith lebih kuat. Saat
kembali ke Belgia, Edith langsung mendapatkan tugas yang cukup berat untuk
menangani korban perang. Korban perang yang pertama kali dia rawat adalah
tentara sekutu yang berasal dari Inggris yaitu Letkol Dudley Boger dan Sersan Mayor Frank Meachin. Dia juga
merawat tentara sekutu lain yang berasal dari Belgia dan Perancis yang lolos
dari pendudukan tentara Jerman.
Seiring berjalanya waktu, korban perang mulai bertambah banyak
dan tugas Edith pun menjadi lebih berat. Bahkan dia sempat merawat puluhan
korban sekaligus dan melindungi para perawat muda dari tentara Jerman. 20
Agustus 1914, Jerman berhasil menduduki Brussel. Kemudian Jerman memasukan
sekolah keperawatan yang di pimpin Edith dalam daftar badan kesehatan bentukan
Jerman. Dengan demikian, Edith juga harus merawat tentara Jerman yang terluka
akibat peperangan. Pada saat siang hari dia menjalankan tugasnya ini dengan
baik. Tapi saat malam hari, edith juga merawat tentara sekutu dan memberi
bantuan untuk meloloskan diri. Hingga 1915 Edith telah berhasil meloloskan skitar
200 tentara sekutu yang berasal dari Inggris, Belgia dan Perancis.
Seiring berjalanya waktu, tentara jerman pun mulai mencurigai
perilaku Edith. Sebenarnya salah seorang perawat lainya telah mengingatkan
Edith bahwa dia sedang dalam pengawasan. Tapi Edith tetap pada keyakinanya
untuk membantu tentara sekutu. Tentara Jerman pun akhirnya beraksi dan akhirnya
Edith pun ditangkap pada tanggal 6 Agustus 1915, enam hari sebelumnya salah
satu tentara sekutu Philipe Baucq juga sudah ditahan oleh tentara Jerman.
Berita penangkapan ini dengan cepat menyebar dan diketahui
pihak sekutu. Inggris, Amerika dan Spanyol sudah membantu meminta kepada
pasukan Jerman agar membebaskan Edith, tapi hasilnya nihil. Saat persidangan
Edith tidak memberikan pembelaan, dan akhirnya diapun Edith dan Philipe
dijatuhi hukuman mati oleh tentara Jerman. Edith dan Philipe akan di eksekusi
pada 12 Oktober 1915.
Tepat pukul dua pagi dihari eksekusi, Edith dan Philipe
dibawa ke Naional Rifle Range, sebuah tempat di pinggiran Brussel. Disanalah
Edith di eksekusi oleh tentara Jerman. Berita ini dengan cepat didengar oleh
media Inggris. Media Inggris menyebutkan bahwa Edith Lousia Cavell merupakan
seorang pahlawan. Kemudian Edith dikuburkan di St. Gilles, Brussles, Belgia.
Edith dianggap sebagai bagian dari pahlawan dan sebagai seorang martir dari
Inggris.
Setelah perang selesai, jenazah Edith dibawa kembali ke
Inggris dan di kuburkan di Life’s Green, disebelah timur Norwich Katedral.
Upacara keagamaan untuk Edith dilakukan di Westminter Abbey. Raja George V juga
mengikuti upacara pemakaman Edith. Edith Lousia Cavell telah dianggap sebagai
salah satu pahlawan dari Inggris dan sudah mendapatkan hal yang pantas
diterima.
Sebelum di eksekusi sebenarnya dia sempat menyampaikan
beberapa kalimat kepada seorang pendeta yang menemaninya. Inlah beberapa
kutipan yang sempat disampaikan Edith “Patriotisme belumlah cukup, saya harus
tidak memiliki kebencian atau kepahitan kepada siapapun”. Kemudian kata-kata
ini dituliskan pada patung dirinya di Saint Martin’s Place. Selain itu dia juga
sempat menyampaikan “Cintaku
melebihi hidupku,seperti aku percaya itu akan selamat dan saya bahagia bisa
mati untuk negaraku”. Memang dia adalah seorang patriot yan bisa dijadikan
teladan bagi semua orang.
Sumber lain : Wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar