Minggu, 30 Juni 2013

SEJARAH TENTANG DUGDERAN DI KOTA SEMARANG


                Hai guys, kali ini saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang kesenian di Kota Semarang yang di gunakan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Pasti anda semua sudah tahu, ya “Dugderan”. Oke, gk sah basa basi lagi langsung saja di baca. Monggoo..

               
                Dugderan adalah sebuah kesenian di Kota Semarang yang di selenggarakan untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan. Dulu Dugderan adalah sarana yang di gunakan pemerintah di Semarang untuk memberitahu kepada rakyatnya bahwa ibadah puasa akan segera di mulai. Dugderan diselenggerakan tepat 1hari sebelum bulan Ramadhan di mulai. Kata “dugder” diambil dari perpaduan bunyi bedug “dugdugdug” dan bunyi meriam “der”, itulah mengapa hingga sekarang di sebut dengan kata “dugderan”.

                Seminggu sebelum acara ini dimulai biasanya akan di adakan pasar rakyat. Dan karnaval yang diikuti oleh pasukan drumband, pasukan merah putih, pasukan Bhineka Tunggal Ika (biasanya memakai pakaian adat), dan berbagai potensi kesenian di Kota Semarang. Dan yang paling penting dalam acara ini selalu menampilkan maskotnya, yaitu Warak Ngendog. Warak Ngendog adalah binatang fiksi, yang di gambarkan berkepala naga dengan kulit sisik emas dan bertubuh kambig. Biasanya acara ini di mulai dari pukul 08.00 sampai maghrib.

Sejarah Dugderan

                Sejak dulu umat Islam sudah berbeda pendapat tentang awal Ramadhan, dan cenderung mempertahankan pendapat masing-masing. Dan kemudian hal ini menjadi perhatian kalangan yang berwajib. RMTA Purbaningrat (1881) beliaulah yang pertama kali memberanikan diri menentukan tanggal 1 Ramadhan. Sebelum menentukan kapan Ramadhan di mulai diadakn sebuah upacara di halaman kabupaten, dan keputusan pun di dapat. Yaitu setelah bedug di Masjid Agung di bunyikan 3x dan disusul bunyi meriam di halaman kabupaten 3x.

                Adanya upacara ini semakin lama semakin menarik perhatian masyarakat Semarang dan sekitarnya. Dan akhirnya banyak pedagang yang menjual beraneka makanan, minuman, mainan, berbagai macam gerabah, dll. Hal itu dikarenakan banyaknya pengunjung dari berbagai kalangan yang ingin menyaksikan upacara ini.

Prosesi Upacara

Sebelum bedug dan meriam di bunyikan telah dipersiapkan beberapa perlengkapan sebagai berikut :

·         Bendera
·         Karangan bunga yang akan dikalungkan pada meriam
·         Mesiu dan perlengkapan meriam
·         Gamelan yang disiapkan di pendopo kabupaten.

Dan tak ketinggalan beberapa ptugas yang harus siap sedia :

·         Pembawa bendera
·         Petugas meriam dan bedug
·         Niaga
·         Pemimpin upacara

                Upacara dugder dilaksanakan tepat sehari sebelum bulan Ramadhan. Ki Lurah akan berpidato dan selanjutnya memimpin doa untuk meminta keselamatan dari  Allah SWT. Setelah doa selesai, pada saat inilah bedug di bunyikan 3x. setelah itu gamelan yang berada di Kabupaten dibunyikan dengan irama “Mogang”.

                Meeskipun sudah berates tahun yang lalu, Dugderan mesih lestari hingga saat ini. Tentunya dengan beberapa perubahan mengikuti zaman. Namun hal itu tidak mengurangi makna Dugderan itu sendiri. Penyebab perubahan tersebut adalah berkurangnya lahan pasar malam, pindahnya balaikota ke Jl.Pemuda, dan menjamurnya pertokoan di pasar Johar. Namun waktu pelaksanaanya tetap. Upacara akan dippimpin oleh Walikota semarang yang berperan sebagai Adipati Semarang. Setelah prosesi di atas selesai akan di lanjutkan dengan karnaval yang diikuti oleh berbagai pasukan yang sudah saya sebutkan di atas.

                Masyarakat di kota Semarang tak akan ragu lagi untuk memulai berpuasa di esok hari.

Sekian dulu ya, jika ada yang salah mohon dibenarkan, silahkan tulis di kolom komentar J


                                                                                                                               

Tidak ada komentar: