Rabu, 10 Juli 2013

Contoh Teks Deskripsi : Ketupat


Wah nggak kerasa ya teman, kita sudah berjumpa lagi dengan Bulan yang penuh berkah ini. Ramadhan tentunya. Dan yang pasti ditunggu-tunggu saat Bulan Ramadhan itu Lebaran kan? Jika berbicara tentang Lebaran, pasti semua inget makanan khasnya. Missal : opor ayam, lontong, sayur lodeh, trus masih banyak deh yang lain. Tapi ada satu hal yang paling khas dan sudah menjadi tradisi, coba tebak? Ya, ketupat pastinya. Tapi tahukah kalian, bagaimana asal-usul ketupat? Dan tahukah anda apa filosofi ketupat? Mari dibaca sampai selesai..

1.       Asal-usul Ketupat
 
                Di Negara kita ketupat sangat identik dengan Idul Fitri atau lebih sering di sebut dengan Lebaran. Ketupat juga seakan sudah menjadi tradisi di masyarakat kita. Sebenarnya  tidak ada sumber yang pasti dimana, kapan dan siapa yang menemukan ketupat itu. Namun banyak sumber yang mengatakan ketupat pertama kali di kenalkan oleh Sunan Kalijaga. Kata orang-orang tua, ketupat atau buasa di sebut kupat dalam Bahasa Jawa ini berasal dari dua kata. Ku barasal dari kata “Ngaku” dan Pat berasal dari kata “Lepat”. Jika di sambung akan membentuk kata “Ngaku Lepat” yang dalam Bahasa Indonesia berarti mengaku salah. Hal ini mungkin berkaitan dengan tradisi masyarakat kita yang bermaafan-maafan saat Lebaran tiba.
 
Dahulu ketupat sering dibawa sebagai oleh-oleh untuk orang yang lebih tua saat bermaaf-maafan. Ketupat dianggap sebagai lambing persaudaraan pada waktu itu. Namun sekarang hampir setiap rumah menjadikan ketupat sebagai menunya di hari Lebaran. Entah itu di kota atau di desa, jika anda mengunjungi saudara atau teman-teman anda, pasti anda menemukan ketupat.
2.       Filosofi Ketupat

Semua pasti tahukan bentuk dari ketupat? Ya, bentuknya segi empat jika dilihat dari samping. Hal ini menunjukan empat perayaan yang dilakukan saat Idul Fitri tiba. Yaitu :
Lebaran yang dalam Bahasa Indonesia berarti selesai, hal ini menunjukan bahwa umat Islam sudah selesai dalam menjalankan ibadah puasa selama Bulan Ramadhan.
Luberan yang dalam Bahasa Indonesia berarti berlebihan, ini berkaitan dengan zakat fitrah. Dimana sebelum Idul Fitri masyarakat dari golongan yang memiliki harta lebih akan membayar zakat.
Leburan yang berarti habis, melambangkan meleburnya dosa manusia setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan.
Dan yang terakhir Laburan atau kapur, yang berwarna putih melambangkan bahwa di hari raya Idul Fitri manusia kembali suci.

Ketupat juga melambangkan keberagaman masalah yang dihadapi manusia yang di lihat dari rumitnya anyaman pada ketupat. Setelah ketupat dibelah maka akan terlihat nasi yang berwarna putih, itulah lambing kesucian. Dan karena ketupat biasanya di hidangkan dengan lauk atau sayur yang bersantan, maka menjadi inspirasi pantun bagi orang jawa “Kupat Santen, Kula Lepat Nyuwun Ngapunten”. Jika dalam Bahasa Indonesia menjadi “Ketupat Santan, Saya Salah Mohon Maaf”, kurang lebih seperti itu.

Ya, itulah Budaya Jawa, yang banyak mengandung filosofi. Budaya semacam ini seharusnya kita lestarikan. Demi kemajuan bangsa, karena bangsa yang maju adalah bangsa yang melestarikan budayanya. Tak mudah memang, mengingat budaya kita bukan hanya satu atau dua. Namun ratusan, jadi kalau bukan kita yang melestarikan lalu siapa lagi?

Oke, saya Kharisma Anjar, terimakasih. Mau request? Tulis aja di komentar, kalau mampu pasti saya share.

Follow @K_AnjarN

Tidak ada komentar: