Sistem Pendidikan Terbaik Di Dunia

Pendidikan adalah hal yang penting bagi manusia. Melalui pendidikan kita dapat mendapat ilmu yang baru atau mengembangkan bakat yang kita muliki. Berbicara tantang pendidikan tahukah anda negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia?

 

Finlandia, salah satu negara di Eropa ini merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Setidaknya seperti itulah survey yang didapatkan oleh Organization For Economic CO-operation and Development (OECD) pada tahun 2009. 

Seperti apakah sistem pendidikan di Finlandia ? dan apa yang membuat mereka menjadi yang terbaik ?

Sekolah yang di kelola oleh pemerintah

Di Finlandia hampir semua sekolah merupakan sekolah negeri. hanya ada sedikit sekolah swasta dan peminatnya pun sedikit. Pemerintah memberikan fasilitas sekolah yang nyaman, mulai dari kesehatan hingga bimbingan individual.
Setiap anak di Finlandia berhak mendapatkan pengajaran yang sama. Mereka tidak mementingkan kemampuan akademis, namun keseimbangan. Pendidikan bukan untuk memajukan kemampuan akademis, namun untuk menghapus kesenjangan sosial.
(Menurut saya di Indonesia perhatian dari pemerintah masih kurang, hal itu dapat di lihat dari sekolah-sekolah yang tidak layak di sebut sebagai tempat belajar di berbagai pelosok negeri ini.)
 
Usia anak sekolah

Anak di Finlandia mulai belajar formal pada usia 7 tahun. Sedangkan wajib belajar hanya 7-16 tahun. Jika di Indonesia itu setara dengan SD dan SMP. Setelah lulus SMP anak bebas untuk memilih bekerja atau masuk sekolah persiapan profesi (setara SMA). Baru setelah lulus dari SMA masuk ke politeknik atau universitas.
(Coba lihat bagaimana orang tua di Indonesia bangga dengan anaknya yang sudah masuk sekolah pada usia di bawah 7 tahun bahkan dengan pelajaran yang berat. Misal di TK, sekarang banyak Taman Kanak-kanak yang memberikan pelajaran membaca, menulis dan menghitung. setahu saya itu pelajaran kelas satu SD. di TK anak hanya di ajak untuk bermain dan belajar, namun pelajaran tidak sampai pada itu.)

Tidak ada persaingan di sekolah

Tidak ada persaingan baik pada guru, sekolah atau murid. sebenarnya pendidikan bukan untuk mengukur seberapa kemampuan siswa, namun untuk membentuk individu yang lebih baik yang dapat menghargai diri sendiri serta mampu untuk terjun ke masyarakat.
Finlandia memandang bahwa persaingan dapat menghancurkan mental anak. Anak akan tidak menghargai kemampuanya sendiri. evaluasi yang terus menerus tidak akan menjadi tolak ukur apakah anak sudah melakukan yang terbaik.
(Coba lihat di Indonesia, betapa bangganya guru dengan prestasi sekolahnya ketika mendapat peringkat teratas di wilayah regionalnya. Siswa juga akan merasa bangga apabila mendapat peringkat 1 di kelasnya. Mereka tidak bahwa anak yang mendapat peringkat terbawah mungkin akan merasakan tekanan mental, belum lagi kalau di rumah menerima amarah dari orang tuanya. Tentu hal itu akan menjadi hal yang sangat menyakitkan untuk anak. padahal peringkat bukanlah arti dari pendidikan, namun bagaimana seorang siswa mampu untuk berbuat yang terbaik dan bagaimana kecerdasan sosialisai mereka.)

Tidak ada standarisasi

Di Finlandia tidak ada standar untuk pendidikan. jika di Indonesia ada UN di Finlandia hanya ada Ujian Matrikulasi Nasional. itupun hanya ada ketika SMA dan sifatnya "sukarela". Artinya tidak ada ujian nasional di SD dan SMP.
(Di Indonesia pasti sudah tahu bahwa UN menurut sebagian siswa menjadi sebuah mental block. sebenarnya apa sih fungsinya? selain menghabiskan uang negara nilai dari UN hanya bisa untuk mendaftar perguruan tinggi. hanya mendaftar masalah di terima atau tidak itu di tentukan dari ujian pendaftaran biasanya. Selain itu jika pendidikan di standarisasi, pengetahuan yang di terima akan sama, padahal siswa sebenarnya berhak dan mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.)

Kurikulum yang luwes

Sekolah di Finlandia boleh untuk menentukan kurikulumnya sendiri. Pemerintah hanya memberikan poin-poin yang menjadi acuan cabang-cabang kurikulum yang akan di buat oleh pihak sekolah. Jam Belajar pun tidak sebanyak di Indonesia. Selain itu sekolah di Finlandia tidak pernah memberi PR atau tugas rumah. jika ada itupun tidak akan banyak menyita waktu anak. Menurut mereka,  Tugas rumah akan mengurangi waktu bagi anak untuk mengembangkan bakat yang di anak.
(Coba lihat jam pelajaran di Indonesia, mulai jam 7 hingga ada beberapa yang sampai jam 2 siang. belum lagi anak yang di paksa untuk mengikuti les atau ekstrakurikuler wajib hingga sore hari. Masih di tambah tugas yang di berikan oleh guru. Hal itu akan mengurangi waktu untuk siswa mengembangkan bakat atau potensi yang dimilikinya.)

Tanggung jawab besar berada di tangan guru

Siswa di Finlandia akan mendapat penilaian secara mandiri oleh guru. Rapor di Finlandia berdasarkan penilaian individu oleh tiap guru. Sistem penilaian seperti ini memungkinkan nilai yang di hasilkan ojektif. Karena penilaian di lakukan pada setiap siswa secara individu.
(Lihat bagaimana uji kompetensi di indonesia, nilai siswa di ambila dari tes yang di selenggarakan bersama. hal ini dapat memungkinkan kecurangan. Guru juga akan sulit mengenal karakter siswa jika hanya berdasarkan penilaian umum. Hal itu dapat menyebabkan penilaian yang tidak maksimal.)

Itulah bagamana Sistem pendidikan di Finlandia dan sedikit perbandingan dengan negara kita tercinta ini. Indonesia seharusnya mampu.
Mari cerdaskan pendidikan Indonesia ! !