Selasa, 02 September 2014

CONTOH CERPEN


Ketika Imajinasiku Menjadi Nyata
                Sendiri, beginilah hidupku. Setidaknya setelah kedua orang tua ku bercerai.  Selalu hidup dalam bayang sepi. Tak ada seorangpun yang sudi hanya untuk sejenak menemani ku. Selalu ku bertanya, Apa salah ku? Mengapa tak ada seorangpun yang mewarnai hidup ku ini? Apakah hanya sebuah seperangkat personal computer yang mau menemani ku? Menemani jari-jari ini tuk meluapkan isi hati? Sayang mereka tak hidup. Mereka tak seperti seorang teman yang mampu tuk di ajak berinteraksi.
                Hingga pada suatu saat pada titik jenuh ku, aku mulai membayangkan seorang teman. Seorang teman yang selalu ada untuk ku. Cherly, itulah nama yang ku berikan pada teman khayalan ku. Dengan rambut lurus hitam sebahu dan mata bulat yang manis, dia tampak cantik. Belum lagi senyum dari bibirnya yang imut, membuat ku semakin bahagia memiliki teman khayalan seperti dia. Ya, memang dia hanyalah teman khayalan. Tapi seakan dia benar-benar ku anggap hidup. Setidaknya begitulah dalam imajinasi ku.
                Seperti biasa, pagi hari setelah bangun tidur aku selalu menyapa Cherly dengan bahagia. Cherly pun membantu ku untuk menyiapkan makanan dan baju ganti untuk ku berangkat sekolah. Sekali lagi, itu hanya khayalan ku. Setelah mandi dan aku pergi ke ruang makan, betapa terkejutnya diriku melihat sepaket makanan lengkap di atas meja makan. Dalam pikirku, mungkin nenek yang sudah membuatkanya. Memang kadang-kadang nenek membuatkan makanan seperti ini. Tanpa berpikir panjang, aku segera menghabiskan makanan ini. Tak lupa, aku mengajak Cherly untuk ikut menikmatinya. Sekali lagi, ini hanya sebuah imajinasi. Tapi Cherly sudah cukup mengobati kesepian ku.
                Saatnya  aku berangkat sekolah, namun kali ini aku tidak sendiri. Tentunya aku di temani Cherly. Dia memang setia, tiap aku memanggilnya dia selalu datang dalam pikiranku. Sampai di sekolah, aku pun menuju ke kelas. Karena murid di kelasku ganjil, jadi ada satu bangku kosong di samping tempat duduk ku. Disitulah tempat Cherly duduk. Membayangkan jika Cherly benar-benar ada, maka sempurnalah dunia ini. Semakin tinggi ku berkhayal, hingga akhirnya ku tersadar saat dilempar pulpen oleh salah satu tema ku.
                Bel panjang tanda pulang pun berbunyi. Segera aku mengambil tasku dan menggandeng tangan Cherly untuk pulang bersama.
                Sesampainya di rumah, aku kembali terkejut. Seperti tadi pagi, kembali ada makanan yang menghiasi meja makan ku. Kali ini aku tak langsung memakanya. Aku pergi ke rumah nenek yang berada tepat di samping rumah ku. Bukan apa-apa, hanya untuk memastikan apa dia yang memberi makanan untuk ku hari ini. Mengetuk pintu namun tak ada jawaban, aku pun langsung masuk tanpa permisi. Aku kembali terkejut, kali ini aku melihat nenek ku tergeletak lemas di kursi. Ku pegang nadinya, sayang aku terlambat. Dia sudah tak ada di dunia ini lagi.
                Semakin bertambah penderitaan ku. Aku sudah kehilangan semua keluarga ku. Semua ini membuat ku semakin gila. Ingin ku akhiri hidup ini, namun aku tahu itu hanya akan menambah penderitaan ku di sana.  Tak apalah, aku masih memiliki Cherly. Aku yakin dia masih setia menemani ku.  Sekarang yang harus ku pikirkan adalah bagaimana aku akan melanjutkan hidup ini jika tak ada lagi yang menafakahi ku.
                Akupun berpikir untuk memulai berbisnis. Namun apa yang bisa ku manfaatkan untuk mencari uang? Aku ingat dengan membuat kripik pisang yang pernah di ajarkan nenek ku dulu. Dengan modal yang pas-pasaan aku pun memberanikan diri pergi ke pasar unuk membeli pisang dan bahan lainya untuk membuat keripik itu.
                Bisnis pun dimulai. Bersama Cherly aku mulai memotong-motong pisang menjadi bagian yang tipis untuk selanjutnya digoreng. Walaupun Cuma menggunakan penggorengan kecil dan alat seadanya, aku tetap semangat untuk menggoreng irisan pisang ini. Tak lama semua pisang pun habis tergoreng. Mulai ku bungkus keripik pisang dengan plastik. Dan akhirnya bungkus demi bungkus, semua keripik telah siap untuk di edarkan ke warung-warung.
                Mulai hari pertama pemasaran. Hari ini aku cukup beruntung, karena semua keripik ku dibeli oleh warung milik tetangga ku. Penghasilan hari ini ku sisihkan untuk simpanan dan yang pasti untuk modal membeli pisang lagi. Mengulangi hal seperti itu setiap hari, membuat ku berpikir apakah aku bisa mendapat lebih dari ini? Akupun memutar otak tiap malam untuk mencari ide dan inovasi dalam produk ku.
                Suatu saat, aku terpikir bagaimana jika keripik ku dikemas menggunakan plastik seperti bungkus snack yang ada di swalayan-swalayan itu? Pastinya itu akan menambah nilai jual produk ku. Ku coba, dan hasilnya terbukti. Dari semula menggunakan bungkus plastik yang hanya ku hargai Rp500,-/bungkus, kini bisa ku jual dengan Rp1000,-. Akupun semakin kaya dan kaya. Sekarang yang harus ku lakukan adalah mendapatkan ijin produksi, mengingat usaha ku yang sudah semakin besar.
                Tak sadar kesuksesan ini membuat ku lupa dengan teman khayalan ku. Cherly, apa kabar dia? Ku coba lagi memikirkanya, tapi apa? Aku tak mampu lagi untuk menampakanya lagi di dalam pikiran ku. Kenapa ini? Seakan aku kehilangan teman yang telah lama menemani ku. Semakin ku mencoba memikirkanya, semakin gagal hitam bayangan dimata ku. Semakin dalam ku coba menampakanya, semakin samar bayangnya diangan ku. Apa yang telah ku lakukan? Aku telah menghilangkan bagian terpenting dalam hidup ku. Aku melupakan seorang yang telah mendampingi dalam sedih ku. Namun tak ada guna ku tangisi, toh dia juga hanya khayalan ku.
                Hingga suatu ketika dalam tidur ku, aku bermimpi. Cherly, aku melihatnya sedang menangis di bawah pohon beringin dekat rumah ku. Dia sendirian, akupun semakin merasa bersalah. Kemudian kuhampiri dia, aku meminta maaf kepadanya. Tapi akhirnya apa? Semakin dalam tangisanya. Akupun menjadi takut. Aku takut tuk meninggalkanya lagi. Mengapa semua ini harus terjadi? Aku sudah tak mampu lagi menampilkan Cherly dalam imajinasi ku.
                Keesokan harinya ketika aku bangun dari tidurku, aku melihat Cherly berada di pojok kamar dengan senyum manisnya. Ku kira ini hanya mimpi, namun setelah ku perhatikan ternyata ini nyata. Cherly berada didepanku dan yang membuatku bingung mengapa dia ingin mencekik leherku? Seketika aku menutup mata. Ketika kubuka mataku ternyata Cherly sudah kembali pergi.
                Akupun melangkahkan kakiku dan keluar kamar. Kembali aku melihat Cherly duduk manis di kursi ruang tamu. Akupun lari menuju kamar mandi. Entah mengapa aku mengira akan merasa aman  di kamarmandi. Namun yang terjadi sebaliknya, ketika aku berlari tak sengaja aku menginjak keset yang berada di pintu. Aku terpeleset dan kepalaku membentur ujung meja. Setidaknya begitulah ingatan ku.
                Seketika aku berada di tempat yang tak tahu apa namanya. Yang jelas tempat ini indah sekali. Namun kembali aku melihat sosok Cherly disana. Dia mendekat padaku, dan akupun semakin takut. Dengan senyum manisnya, Cherly hanya berkata “Kau telah menciptakan ku, dan kau juga telah melupakan ku. Aku hanya ingin kau menemani ku”.
                

karya : Kharisma Anjar

untuk contoh cerpen beserta analisis silahkan kunjungi Analisis cerpen KLIK DISINI

Tidak ada komentar: